a.
Pengertian
Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1999:87), bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk
memperoleh berbagai sesuatu dari guru pembimbing guna untuk mengembalikan
keputusan demi perkembangan dirinya.
Menurut Romlah (2001:3), bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
individu dalam situasi kelompok yang ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah
pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas
diketahui bahwa bimbingan kelompok adalah suatu proses bantuan atau bimbingan
yang diberikan oleh guru pembimbing kepada peserta bimbingan secara
bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk mencegah timbulnya masalah pada
siswa dan mengembangkan potensi siswa serta adanya suatu tuntutan akan
suasana kelompok. Dalam pelaksanaannya diberikan secara kelompok, agar
mereka dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemammpuan,
bakat, minat serta nilai-nilai yang dianutnya sehingga mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan serta dapat menghayati kesejahteraan hidupnya.
b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2004:2) tentang
tujuan bimbingan kelompok ada dua tujuan yaitu umum dan khusus, secara ringkas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Tujuan Umum
Tujuan umum layanan bimbingan
kelompok adalah berkembangnya kemampuan bersosialisasi siswa, khususnya
kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadi
kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi atau berkomunikasi seseorang sering
terganggu perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif,
sempit dan terkungkung serta tidak efektif.
2)
Tujuan
Khusus
Secara khusus, bimbingan kelompok
bertujuan membahas topik-topik tertentu mengandung permasalahan aktual dan
menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif pembahasan
topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, tingkah
laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal
maupun non verbal juga ditingkatkan.
Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001: 13-14), tujuan bimbingan kelompok sebagai berikut:
1) Memberikan
kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal – hal penting yang berguna bagi
pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi
dan sosial.
2) Memberikan
layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan mempelajari
masalah-masalah manusia pada umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi serta
mengarahkan kembali energi yang terpakai untuk memecahkan masalah yang ada.
3) Untuk mencapai
tujuan - tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif.
4) Untuk membantu
pelaksanaan layanan konseling individual secara lebih efektif dengan
mempelajari masalah umum yang dialami oleh individu untuk meredakan atau
menghilangkan hambatan – hambatan emosional melalui kegiatan
kelompok.
Dari tujuan umum dan khusus di atas
dapat disimpulkan tujuan umum bimbingan kelompok yaitu berkembangnya kemampuan
bersosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan dan tujuan
khususnya yaitu membahas topik-topik tertentu mengandung permasalahan aktual
dan menjadi perhatian peserta dengan topik-topik itu mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, tingkah laku yang lebih efektif.
c.
Fungsi
Bimbingan Kelompok
Fungsi utama dari layanan bimbingan
kelompok adalah fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan,
uraiannya sebagai berikut:
1)
Fungsi
Pemahaman yaitu pemahaman tentang diri siswa, pemahaman tentang lingkungan
siswa, serta pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas.
2)
Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu fungsi yang akan menghasilkan terpeliharanya
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
d.
Komponen
Bimbingan Kelompok
Dalam bimbingan kelompok ada
komponen-komponen yang harus diketahui sehingga bimbingan kelompok dapat
berjalan lancar. Menurut Prayitno (2004:4) menjelaskan bahwa dalam komponen
bimbingan kelompok yaitu pemimpin kelompok, anggota kelompok, dan dinamika
kelompok. Di bawah ini akan diuraikan secara singkat komponen bimbingan
kelompok yaitu:
1)
Pemimpin
Kelompok
Pemimpin
kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan
praktik konseling professional. Sebagaimana jenis layanan konseling lainnya,
konselor memiliki ketrampilan khusus menyelenggarakan bimbingan kelompok secara
khusus, PK diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok antara semua peserta yang
mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dalam bimbingan kelompok.
2)
Anggota
Kelompok
Tidak semua
kumpulan atau individu dapat dijadikan anggota bimbingan kelompok. Untuk
terselenggaranya bimbingan kelompok seorang konselor harus membentuk kumpulan
individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki sebuah persyaratan sebagaimana
tersebut di atas. Besarnya kelompok (jumlah anggota kelompok) dan homogenitas
atau heterogenitas anggota kelompok dapat dipengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya
jumlah kelompok tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kekurang efektifan
kelompok akan terasa jika jumlah kelompok melebihi sepuluh orang.
3)
Dinamika
Kelompok
Dinamika kelompok merupakan sinergi
dari semua faktor yang ada di dalam suatu kelompok artinya merupakan pengarahan
secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan
demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi
suatu kelompok, dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan
kelompok.
Menurut Prayitno (1995 : 14)
mengemukakan secara khusus dinamika kelompok dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah pribadi para anggota kelompok, yaitu apabila interaksi dalam
kelompok difokuskan pada pemecahan masalah pribadi yang dimaksudkan. Dalam
suasana seperti ini melalui dinamika kelompok yang berkembang masing-masing
anggota kelompok akan menyumbang baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pemecahan masalah pribadi tersebut.
Dinamika kelompok akan benar-benar
berjalan dengan baik apabila kelompok tersebut hidup mengarah pada tujuan yang
ingin di capai dan bermanfaat bagi masing-masing anggota kelompok serta
ditentukan oleh peranan anggota kelompok.
e.
Jenis Topik
Bimbingan Kelompok
Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok
perlu dijelaskan jenis topik bimbingan kelompok. Menurut Prayitno (1995:25)
dalam penyelenggaraannya bimbingan kelompok dikenal dua jenis yaitu topik tugas
dan topik bebas, adapun uraiannya sebagai berikut:
1)
Topik Tugas,
yaitu topik secara langsung dikemukakan oleh pemimpin kelompok (guru
pembimbing) dan ditugaskan keseluruh anggota kelompok untuk bersama-sama
membahasnya.
2)
Topik Bebas,
yaitu anggota secara bebas mengemukakan permasalahan yang dihadapi yang sedang
dirasakan kemudian dibahas satu persatu.
f.
Teknik-Teknik
Bimbingan Kelompok
1)
Teknik
Pemberian Informasi
Teknik adalah alat untuk mencapai
tujuan, jadi teknik-teknik bimbingan kelompok adalah berbagai cara bagaimana
layanan bimbingan kelompok dilaksanakan. Teknik-tekniknya adalah sebagai
berikut:
a)
Perencanaan,
dalam hal ini terdapat tiga langkah diantaranya, merumuskan tujuan apa yang
hendak dicapai dengan pemberian informasi, menetukan bahan yang akan diberikan
apakah berupa fakta, konsep atau generalisasi, dan menentukan serta memilih
contoh-contoh yang tepat atau sesuai dengan bahan yang diberikan.
b)
Pelaksanaan,
tahap ini merupakan tahap penyajian materi yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai.
c)
Penilaian,
pada tahap ini merupakan tahap terakhir yaitu mengadakan penilaian apakah
apakah tujuan sudah tercapai atau belum.
2)
Teknik
Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan usaha
bersama untuk memecahkan suatu masalah yang didasarkan pada sejumlah data,
bahan-bahan, dan pengalaman-pengalaman di mana masalah ditinjau selengkap dan
sedalam mungkin. Secara ideal, pemimpin kelompok membantu kelompok untuk
memusatkan perhatian pada masalah umum yang dihadapi, membantu meninjau masalah
secara luas dan mendalam, membantu memberikan sumber-sumber yang dapat dipakai
untuk pemecahan masalah dan membentu kelompok mengetahui bilamana masalah sudah
terpecahkan serta implikasi selanjutnya dari pemecahan tersebut.
Dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok, diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah tetapi juga
untuk mencerahkan suatu persoalan serta untuk pengembangan pribadi. Diskusi
kelompok ini sangat penting dalam teknik bimbingan karena dapat dikatakan
sebagai jantungnya bimbingan kelompok (Romlah, 2001:89).
3)
Pemecahan
Masalah
Teknik pemecahan masalah adalah
suatu proses yang kreatif dimana individu menilai perubahan-perubahan yang ada
pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru,
keputusan-keputusan, atau penyesuaian yang selaras dengan dengan tujuan-tujuan
dan nilai-nilai hidupnya.
4)
Permainan
Peranan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan
psikoterapi, permainan peran diartikan sebagai suatu alat belajar yang
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai
hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang pararel
dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya (Bennett dalam Romlah,
2001: 99).
5)
Permainan
Simulasi
Permainan simulasi adalah permainan
yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam
kehidupan yang sebenarnya (Adams dalam Romlah, 2001: 118). Selain itu
permainan simulasi dapat dikatakan gabungan antara teknik bermain peran dan
teknik diskusi. Dalam permainan simulasi para pemainnya berkelompok dan
berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu.
6)
Karyawisata
Karyawisata diprogramkan untuk
mengunjungi objek-objek tertentu yang ada kaitannya dengan bidang studi yang
dipelajari siswa dan dilaksanakan untuk tujuan belajar secara khusus.
Karyawisata ini bertujuan supaya anak mendapat pengalaman-pengalaman pribadi
yang nyata dan langsung, anak dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu yang
bersamaan, serta anak dapat mengkaji pengetahuan yang diperoleh dari buku
dengan keadaan yang sebenarnya.
7)
Teknik
Penciptaan Suasana Kekeluargaan
Teknik penciptaan suasana keluarga
adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di luar
jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan dan dipimpin oleh guru atau
konselor (Pietrofesa dalam Romlah, 2001: 123). Yang menekankan pada terciptanya
suasana kekeluargaan seperti suasana rumah yang menyenangkan. Dengan suasana
yang menyenangkan dan akrab siswa merasa aman dan diharapkan dapat
mengungkapkan masalah-masalah yang tidak dapat dibicarakan dalam kelas pada
waktu jam pelajaran.
g.
Tahap-Tahap
Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut
Prayitno (1995 : 40), tahap-tahap layanan bimbingan kelompok meliputi empat
tahap yaitu:
1)
Tahap
Pembentukan
Tahap
pembentukan merupakan tahap pengenalan, pelibatan diri, pemasukan diri. Adapun
tujuan sdari tahap ini adalah anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok
dalam rangka konseling kelompok.
Peran pemimpin kelompok pada tahap pembentukan adalah menampilkan diri secara
utuh dan terbuka, menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat tulus tersedia
membantu dan penuh empati bertindak sebagai contoh.
2)
Tahap
Peralihan
Kegiatan-kegiatan yang haris dilakukan adalah menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya, menawarkan atau mengamati apakah
para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap
kegiatan) membahas suasana yang terjadi meningkatkan kemampuan keilutsertaan
anggota, kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama / tahap
pembentukan.
3)
Tahap
Kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini, adalah masing-masing
anggota secara bebas mengemukakan masalah-masalahnya dan menetapkan masalah apa
yang akan di bahas terlehih dahulu, anggota kelompok membahas masing-masing
masalah yang telah di pilih oleh kesepakatan seluruh anggota secara mendalam
dan tuntas.
4)
Tahap
Pengakhiran
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini, adalah pemimpin kelompok
menyatakan bahwa kegiatan akan segera di akhiri terus pemimpin kelompok dan
anggota kelompok mengemukakan kesan beserta pesan dan harapan yang dihasilkan
kegiatan ini, membahas kegiatan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment