Catur Karya Agus Priono*)
Abstrak
Kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XII
program bahasa di SMA 1 Jekulo tahun 2007/2008 sangat rendah. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan materi, rendahnya
kemampuan siswa, atau pemilihan metode dan teknik yang kurang tepat. Dari
faktor-faktor tersebut, hanya faktor pemelihan metode dan teknik yang dapat diupayakan
guru untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut. Maka, peneliti mencoba
menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Penelitian ini menggunakan dua siklus,
yaitu siklus pertama menggunkan teknik menulis paragraf dari gambar yang
ditentukan dan siklus kedua menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar
bebas. Teknik ini ternyata mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis paragraf
deskripsi.
Kata Kunci: menulis, deskripsi, metode
Pendahuluan
Kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XII
program bahasa sangat rendah. Hal ini terbukti dari jumlah 39 siswa, hanya ada
7 siswa yang memiliki kemampuan menulis paragrap deskripsi dengan benar,
sedangkan sisanya (32 siswa) kurang tepat. Ini menandakan bahwa kemampuan
menulis deskripsi siswa pada kelas XII program bahasa sangat rendah.
Rendahnya kemampuan siswa menulis paragrap deskripsi ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu materi yang memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi, kurangnya minat siswa untuk mempelajari materi tersebut, pemilihan
metode dan teknik yang kurang menarik, dan kemampuan siswa yang sangat rendah. Kemampuan
menulis paragrap deskripsi meliputi kemampuan untuk merumuskan ide pokok sampai
mengembangkan ide pokok tersebut menjadi sebuah paragrap. Pemilihan diksi dan
penyusunan kalimat juga harus dikuasai siswa agar lebih meningkatkan
kemampuannya untuk menulis paragaraf deskripsi.
Dari beberapa faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis
paragraf deskripsi tersebut, hanya faktor metode dan teknik yang dapat
diupayakan guru sehingga metode dan teknik pembelajaran materi menulis paragrap
deskripsi lebih inovatif dan lebih variatif. Metode dan teknik tersebut adalah
metode dan teknik yang mampu meningkatkan minat siswa sehingga diharapkan
kemampuan menulis paragrap deskripsi juga meningkat.
Untuk itulah penulis mencoba menawarkan teknik
pembelajaran untuk materi menulis paragrap deskripsi, yaitu “teknik menulis paragraf deskripsi dari
gambar”. Teknik pembelajaran ini memanfaatkan gambar sebagai sarana
pendukung. Gambar bisa diperoleh dari surat kabar, majalah, atau gambar sendiri.
Sasaran dari kegiatan pembelajaran ini adalah siswa kelas
XII program bahasa tahun 2007/2008 di SMA 1 Jekulo, Kudus. Hal ini dilakukan
karena siswa kelas XII program bahasa dituntut untuk bisa menguasai materi
bahasa Indonesia, khususnya materi menulis paragraf deskripsi yang lebih
dibandingkan dengan siswa dari program lain, seperti program IPA dan program
IPS.
Siswa yang dipilih adalah siswa kelas XII program bahasa di SMA 1 Jekulo,
karena secara kebetulan penulis adalah pengajar
Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XII program Bahasa di
SMA 1 Jekulo. Penulis sudah mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XII
program Bahasa sejak tahun 2001/2002.
Keterempilan menulis ada berbagai macam jenis ada
keterampilan menulis argumentasi, narasi, persuasi, eksposisi, dan ada juga
keterampilan menulis deskripsi. Pada penelitian ini, penulis membatasi hanya
pada jenis keterampilan menulis deskripsi. Karena karangan deskripsi lebih mudah dibandingkan
dengan jenis karangan lain dan biasanya digunakan untuk memperjelas jenis
karangan lain. Karangan deskripsi yang dimaksud adalah paragraf deskripsi.
Teknik pembelajaran yang ditawarkan penulis adalah teknik menulis paragraf
deskripsi dari gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar yang menunjukkan
suatu tempat, gambar dari surat kabar, atau dari majalah. Sehingga harapan
penulis siswa memiliki kemampuan menulis paragraf deskripsi yang lebih baik.
Tujuan diadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang
Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Menggunakan Teknik
Menulis Paragraf dari Gambar untuk Siswa Kelas XII SMA 1 Jekulo Tahun 2007/2008
adalah : Tujuan untuk siswa : (a) siswa
memahami teknik menulis paragraf deskripsi; (b) siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar menulis,
khususnya menulis paragraf deskripsi, dan (c) siswa lebih
mudah memraktikkan menulis paragraf deskripsi. Tujuan untuk guru : (a) guru memiliki wawasan yang luas tentang
teknik menulis paragrap, (b) menambah pengetahuan guru tentang menulis
paragraf, khususnya menulis paragraf deskripsi, dan (c) guru memiliki motivasi
yang besar untuk memraktikan keterampilan menulis, bukan teori menulis,
khususnya menulis paragraf deskripsi.
Kerangka Dasar Teori
Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi
Pengertian pembelajaran harus dibedakan dengan
pengertian belajar. Pembelajan bisa disejajarkan dengan instruction, sedangkan belajar disejajarkan dengan learning (Santosa dkk. 2007:5.18).
Pembelajaran
adalah proses membuat orang atau siswa melakukan proses belajar sesuai
dengan rancangan. Belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sadar sehingga diperoleh adanya perubahan pada individu, perubahan ini bisa
perupa pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap. Contoh perubahan perilaku
hasil proses belajar adalah dapat menunjuk letak suatu kota di suatu provinsi
setelah melihat dan membaca peta Indonesia, merasa bertanggung jawab atas
kebersihan halaman setelah mengikuti ceramah tentang kesejahteraan keluarga,
dan dapat bermain tenis meja setelah mengikuti pelajaran olahraga permainan.
Contoh proses pembelajaran di antaranya berdiskusi dalam kelompok mengenai
suatu masalah, menulis suatu karangan berdasarkan gambar, dan berkaryawisata ke
kebun binatang (Winataputra, 1997:1 – 6).
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafis itu (Tarigan 1993, : 21).
Dalam hubungannya dengan pembelajaran pengertian menulis dapat disamakan
dengan mengarang, yaitu kegiatan penyampaian pesan; gagasan, perasaan, dan
informasi; secara tertulis kepada pihak lain (Akhahdiah 1998 : 1.16).
Paragraf adalah struktur bahasa yang tersusun dari
beberapa kalimat yang membentuk satu kesatuan ide dan kepaduan kalimat-kalimat
tersebut. Kesatuan ide pokok artinya satu paragrap hanya memiliki satu ide
pokok. Paragraf yang baik adalah paragraph yang memiliki satu ide pokok. Kepaduan
paragraf meliputi kohesi dan koherensi kalimat dalam paragraf tersebut. Kohesi
adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam
wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik, sedangkan koherensi adalah
adanya perpautan makna antara satu unsur dengan unsur yang lain dalam wacana
(Moeliono, dkk. 1993:16).
Deskripsi
berasal dari kata describere
yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal (Akhahdiah 1998 : 7.30)..
Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan atau
memerikan sesuatu hal sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan
atau mengalaminya sendiri. Deskripsi
dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu deskripsi tempat dan deskripsi
orang. Menulis deskripsi tempat harus meperhatikan dasar-dasar deskripsi
tempat; seperti suasana hati, bagian yang relevan, dan urutan penyajian; dan
pola urutan. Ada beberapa cara deskripsi orang, yaitu penggambaran fisik,
penggambaran tindak tanduk seseorang, dan penggambaran perasaan dan pikiran
seseorang.
Teknik Menulis Paragraf dari Gambar
Pengertian teknik berbeda dengan
pendekatan atau metode. Pendekatan pada hakikatnya adalah seperangkat asumsi
yang saling berkaitan mengenai hakikat bahasa, dan hakikat pengajaran bahasa
serta belajar bahasa. Metode berasal dari bahasa Inggris method yang berarti jalan atau cara mengerjakan sesuatu; pemakaian
sistem yang teratur; susunan yang teratur atau suatu susunan yang teratur. Pengertian istilah metode adalah sistem
perencanaan pembelajaran secara menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan,
dan menyajikan materi pelajaran secara teratur. Teknik berarti keterampilan
atau kiat dalam melakukan suatu kegiatan (Syafe’i, Mam’ur, dan Roekhan 1998:1.14).
Satu pendekatan dapat dijabarkan menjadi beberapa metode, satu metode dapat
dijabarkan menjadi beberapa teknik, contoh pendekatan komunikatif bisa
dijabarkan menjadi metode diskusi, sosiodrama, dan bermain peran. Metode diskusi
dapat dijabarkan menjadi teknik simposium, diskusi kelompok, atau diskusi
panel.
Teknik menulis
paragraf dari gambar diturunkan dari metode reseptif-produktif. Metode reseptif-produktif adalah cara pembelajaran
siswa yang dimulai dari mengamati atau membaca sesuatu hal, kemudian siswa
membuat tulisan atau mengungkapkan kembali dari hal yang diamati atau dibaca
tersebut (Suyatno 2004:28). Teknik menulis paragraf dari gambar adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang diawali dari mengamati sebuah gambar, kemudian siswa
menulis berdasarkan gambar yang telah diamati tersebut. Teknik menulis dari
gambar bisa dilakukan secara kelompok atau perorangan. Teknik pembelajaran yang
digunakan guru kurang tepat dapat
mempengaruhi nilai keterampilan menulis siswa. Siswa tidak mengerti penjelasan
yang disampikan guru sehingga prestasi menulis rendah. Hal itu yang menjadi
kendala dalam proses pembelajaran menulis (Perdani 2008:3).
Guru bahasa
Indonesia sebaiknya membiasaan kegiatan menulis dalam pembelajaran di kelas, terus
diterapkan, dan dilakukan dengan disertai bimbingan yang intensif dan terarah.
Dengan mencermati isi tulisan siswa, disarankan pula kepada guru mata pelajaran
lain sebaiknya kegiatan menulis dapat diterapkan karena selain melatih
keterampilan menulis paragraf, juga dapat mengomunikasikan serta merefleksikan
hasil belajar dan perkembangan pribadi siswa (Sofyani 2008:46).
Hipotesis
Berdasarkan urain di atas, penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Dengan
menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar, siswa memiliki kemampuan yang
lebih baik untuk menulis paragraf deskripsi”.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah metode penelitian populasi. Penelitian dilakukan langsung kepada semua
siswa di dalam kelas, yaitu kelas XII Program Bahasa Tahun 2007/2008 di SMA 1
Jekulo, Kudus. Adapun teknik penelitian menggunakan dua siklus. Siklus pertama
dilakukan pada pertemuan pertama dalam waktu 2 x 45 menit. Siklus kedua
dilakukan pada pertemuan berikutnya dalam waktu 2 x 45 menit. Sebelum kedua
siklus dilaksanakan siswa diberi tugas awal menulis paragraph deskripsi. Tugas
awal dilakukan dalam waktu 1 x 45 menit. Prosedur dua siklus dapat diuraikan
sebagai berikut :
Siklus I
Siklus pertama dibagi dalam empat kegiatan, yaitu :
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi dan penilaian, serta refleksi
(Wibawa 2004:48). Pada tahap perencanaan siklus pertama ini siswa diberi
penjelasan tentang paragrap deskripsi dan teknik menulis paragrap deskripsi
dari gambar. Gambar diambil dari surat kabar atau majalah. Jumlah gambar hanya
dibatasi tiga gambar. Tahap kedua adalah pelaksanaan kegiatan siswa mengamati
ketiga gambar yang telah dipilih sebelumnya. Kemudian siswa menetukan satu
gambar yang dijadikan dasar untuk menulis paragraph deskripsi. Tahap ketiga
adalah tahap penilaian, hasil pekerjaan siswa yaitu paragraph deskripsi
ditukarkan dengan teman semeja untuk dinilai dari kesatuan ide dan kepaduan
paragrap. Tahap keempat adalah refleksi, siswa bersama guru menyimpulkan tentang
hasil penilaian paragrap deskripsi.
Siklus II
Siklus kedua dibagi menjadi empat kegiatan, yaitu :
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, observasi dan penialaian, serta refleksi.
Tahap perencanaan dilakukan berdasarkan pada hasil siklus pertama. Hasil pada
siklus pertama ternyata masih ada bebrapa siswa yang masih belum mampu
merumuskan ide pokok dari gambar dan belum mampu mengembangkan ide pokok
tersebut menjadi paragraf deskripsi yang padu (koheren). Maka, pada siklus
kedua gambar yang ditawarkan siswa tidak hanya terbatas pada tiga gambar. Siswa
dibebaskan mencari gambar sendiri dari surat kabar atau majalah. Tahap kedua,
siswa merumuskan ide pokok dari gambar yang telah dipilih. Selanjutnya, siswa
mengembangkan ide pokok tersebut menjadi sebuah paragraf deskripsi. Tahap
ketiga, siswa menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman semeja untuk dinilai
dari kesatua ide dan kepaduan paragraf. Langkah keempat, siswa bersama guru menyimpulkan
hasil penilaian.
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu hasil
penelitian pada siklus pertama dan hasil penelitian pada siklus kedua. Hasil
penelitian diperoleh dari hasil siswa menyelesaikan tugas membuat paragraf
deskripsi dan observasi tentang minat siswa. Hasil observasi minat siswa
diperoleh dari angket siswa membuat paragrap deskripsi dari gambar yang ditentukan (siklus pertama)
dan gambar bebas (siklus kedua). Untuk membandingkan dengan kemampuan awal
siswa, maka sebelum siswa melaksanakan kegitan belajar mengajar dengan
menggunakan teknik menulis dari gambar, siswa diberi tugas menulis paragraf
deskripsi. Hasil tugas awal dapat dilihat tabel
berikut!
Tabel 1: Hasil Penilaian Tugas Awal Siswa Kelas XII
Program Bahasa Membuat Paragraf Deskripsi
di SMA 1 Jekulo Tahun 2007/2008
Unsur
yang Dinilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
1. Kesatuan
|
Tepat
|
7
|
17,9
|
Tidak Tepat
|
32
|
82,1
|
|
Jumlah
|
39
|
100
|
|
2. Kepaduan
|
Baik
|
12
|
30,8
|
Tidak Baik
|
27
|
69,2
|
|
Jumlah
|
39
|
100
|
Keterangan
1.
Kesatuan paragraf
disebut tepat jika hanya satu ide pokok, sedangakan yang lebih disebut tidak
tepat.
2.
Kepaduan
paragraf disebut baik jika kesalahan kurang dari 35%, sedangkan kepaduan
paragrap
disebut tidak baik, jika kesalahan lebih
dari 35%.
Berdasarkan tugas awal siswa membuat paragraf deskripsi
menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas XII program bahasa SMA 1 Jekulo tahun
2007/2008 sangat rendah. Hal ini tampak pada kemampuan menuangkan ide pokok
dalam paragraph, hanya ada 7 siswa atau 17,9% dari 39 sisiwa yang tepat.
Sedangkan sisanya,
yaitu 32 siswa atau 82,1% dari 39 siswa tidak tepat menuangkan ide pokok.dalam
satu paragraf ada dua atau lebih ide pokok.
Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide pokok menjadi
paragraf yang padu (koheren) ada 12 siswa yang mendapat nilai baik, atau 30,8%
dari 39 siswa. Sisanya, yaitu 27 siswa atau 60,2% mendapat nilai tidak baik.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menggunakan
teknik menulis paragraf dari gambar untuk meningkatkan kemempuan menulis
paragraph deskripsi. Peneliti menggunakan dua siklus. Siklus pertama
menggunakan gambar yang ditentukan. Siklus kedua menggunakan gambar bebas yang
dipilih siswa. Pada siklus kedua, peneliti juga memberikan angket tentang minat
siswa pada teknik menulis paragraf dari gambar yang ditentukan dan dari gambar
bebas.
Siklus Pertama
Pada siklus pertama siswa menyelesaikan tugas membuat
paragraf deskripsi dari gambar yang ditentukan. Paragraf deskripsi yang dibuat
siswa dinilai berdasarkan kesatuan ide pokok paragrap dan kepaduan paragraf.
Hasil penilain dapat dilihat pada table berikut!
Tabel 2: Hasil Penilaian Tugas Siswa Kelas XII Program
Bahasa Membuat Paragraf Deskripsi dari Gambar yang Ditentukan di SMA 1 Jekulo
Tahun 2007/2008
Unsur
yang Dinilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
1. Kesatuan
|
Tepat
|
31
|
79,5
|
Tidak Tepat
|
8
|
20,5
|
|
Jumlah
|
39
|
100
|
|
2. Kepaduan
|
Baik
|
23
|
58,9
|
Tidak Baik
|
16
|
41,1
|
|
Jumlah
|
39
|
100
|
Hasil penilaian pada siklus
pertama menunjukkan hasil sebagai berikut: kesatuan paragraf ada 31 siswa yang
menulis dengan tepat atau 79% dari 39 siswa sedangkan yang tidak tepat 8 siswa
atau 20,5% dari 39 siswa. Hasil kepaduan paragraf siswa yang menulis dengan
baik 23 siswa atau 58%, sedangkan yang tidak baik 16 siswa atau 41%.
Siklus Kedua
Hasil penilaian pada siklus kedua ini diperoleh dari
tugas siswa membuat paragraf deskripsi dari gambar yang dipilih sendiri dari
surat kabar atau majalah (gambar bebas). Penilaian tugas siswa membuat paragrap
deskripsi dari gambar bebas dilihat dari dua unsure yaitu kesatuan paragraf dan
kepaduan kalimat dalam paragraf. Pada siklus kedua ini siswa diberi angket
tentang minat siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi
dengan menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar, baik dari gamabar yang
ditentukan maupun gambar bebas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut!
Tabel 3: Hasil Penilaian Tugas Siswa Kelas XII Program
Bahasa Membuat Paragraf Deskripsi dari Gambar Babas di SMA 1 Jekulo Tahun
2007/2008
Unsur
yang Dinilai
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
1. Kesatuan
|
Tepat
|
36
|
92,3
|
Tidak Tepat
|
3
|
7,7
|
|
Jumlah
|
39
|
100
|
|
2. Kepaduan
|
Baik
|
34
|
87,2
|
Tidak Baik
|
5
|
12,8
|
|
Jumlah
|
39
|
100
|
Hasil siklus kedua berdasarkan table 3 di atas kemampuan
siswa menulis paragraf deskripsi berdasarkan unsur kesatuan ide pokok ada 36
siswa atau 92,3% dari 39 siswa yang menulis dengan tepat, sedangkan yang tidak
tepat ada 3 siswa atau 7,7%. Berdasarkan unsur kepaduan paragraf ada 34 siswa
yang bisa menulis paragraf dengan baik atau 87,2%. Siswa menulis kepaduan
paragraf dengan hasil tidak baik ada 5 siswa atau 12,8% dari 39 siswa.
Tabel 4: Minat Siswa Kelas XII Program Bahasa pada
Pembelajaran Menulis Deskripsidengan Menggunakan Teknik Menulis Paragraf dari
Gamabar di SMA 1 Jekulo Tahun 2007/2008
Minat
|
Gambar
yang Ditentukan
|
Gambar
Bebas
|
||
Frekuensi
|
Persentase
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
Senang
|
21
|
53,8
|
27
|
69,3
|
Kurang Senang
|
12
|
30,8
|
5
|
12,8
|
Tidak Senang
|
6
|
15,4
|
7
|
17,9
|
Jumlah
|
39
|
100
|
39
|
100
|
Peningkatan kemampuan siswa menulis paragraf deskripsi
sangat ditentukan oleh minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
hasil angket tentang minat siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
teknik menulis paragraf dari gambar yang ditentukan ternyata ada 21 (53,8)
siswa merasa senang. Siswa yang tidak senang pada teknik ini hanya 6 siswa (15,4%)
dan sisanya 12 siswa (30,8%) kurang senang.
Pada teknik menulis paragraf dari gambar bebas ternyata
minat siswa mengalami kenaikan. Hal ini tampak pada siswa yang senang pada
teknik ini ada 27 siswa (69,3). Hanya ada 7 siswa (17,9%) yang tidak senang.
Siswa lain, yaitu 5 siswa (12,8%) kurang senang pada teknik ini.
Pembahasan
Siklus Pertama
Hasil penilaian
tugas menulis paragraf deskripsi pada siklus pertama ternyata ada peningkatan
kemampuan siswa, baik dalam merumuskan ide pokok maupaun mengembangkan ide
pokok menjadi paragraf yang padu. Kemampuan siswa merumuskan ide pokok
meningkat dari 7 siswa, yang dapat merumuskan ide pokok dengan tepat, menjadi
31 siswa atau dari 17,9% menjadi 79,5%. Hal ini mengalami kenaikan 61.6%.
Kemampuan siswa mengembangkan ide pokok menjadi paragraf
yang padu juga mengalami peningkatan, yaitu dari 12 siswa yang mendapat nilai
baik menjadi 23 siswa atau dari 30,8% menjadi 58,9%. Walaupun kenaikan ini
tidak sebesar kemampuan merumuskan ide pokok, kenaikan kemampuan mengembangkan
ide pokok ini sangat berarti.
Siklus Kedua
Hasil pada siklus kedua menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan siswa menulis paragraf deskripsi. Pada kemampuan merumuskan ide pokok,
siswa yang tepat mengembangkan ide pokok meningkat dari 31 siswa (79,5%)
menjadi 36 siswa (92,3%). Kemampuan siswa untuk mengembangkan ide pokok menjadi
sebuah paragraf yang padu juga mengalami peningkatan, yaitu dari 23 siswa
(58,9%), yang mendapat nilai baik, menjadi 34 siswa (87,2%). Jika dibandingkan
siklus pertama, hasil siklus kedua ada kenaikkan 12,8% pada unsur mengembangkan
ide pokok. Namun, jika dibandingkan pada penilaian prasiklus ada kenaikkan
71,7%. Pada unsur kepaduan paragraf, kemampuan siswa menulis paragraf deskripsi
mengalami kenaikkan 31,7% pada siklus kedua jika dibandingkan siklus pertama.
Jika dibandingkan prasiklus, kemampuan siswa menulis paragraf berdasarkan unsur
kepaduan mengalami kenaikkan 56,4%.
Kesimpulan dan Saran-Saran
Keimpulan
Teknik menulis paragraf dari gambar mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi. Peningkatan ini tampak pada
hasil tugas awal yang hanya 17,9 % siswa yang mampu merumuskan ide pokok dengan
tepat menjadi 79,5% dengan menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar yang
ditentukan dan 92,3% dengan menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar
bebas. Peningkatan ini juga tampak pada kemempuan siswa untuk mengembangkan ide
pokok menjadi paragraf yang padu (koheren), yaitu dari 30,8% menjadi 58,9%
dengan menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar yang ditentukan dan
87,2% dengan menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar bebas.
Minat siswa mengikuti kegitan belajar mengajar dengan
menggunakan teknik menulis paragraf dari gambar ini ternyata sangat baik. Dari
39 siswa ternyata siswa yang senang menngunakan teknik menulis paragraf dari
gambar yang ditentukan ini ada 58,8% , kurang senang 30,8%, dan yang tidak
senang hanya 15,4% . Siswa yang senang menggunakan teknik menulis paragraf dari
gambar bebas sebanyak 69,3%, kurang senang 12,8%, dan tidak senang 17,9%.
Saran-Saran
Teknik ini bukanlah satu-satunya teknik yang paling baik
yang dapat digunakan di dalam pembelajaran menulis, guru bisa menggunakn teknik
lain yang mungkin lebih baik dari teknik ini. Namun, tenik ini bisa dijadikan
sebagai tambahan pengalaman guru di dalam menyampaikan materi menulis. Guru
yang inovatif adalah guru yang mampu menggunakan metode dan teknik yang
bervariasi.
Daftar Pustaka
Akhadiah M.K.,Subarti,
dkk. 1998. Materi Pokok Menulis I.
Jakarta : Universitas Terbuka
J.M., Biyanuryanta,
Kasurijanta, dan Imam Koermen. 1998. Materi
Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka
Moeliono, Anton M., dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Perdani, Dian. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf
Deskripsi melalui Kolaborasi Gambar dan Kerja Kelompok di Kelas VIII SMP Negeri
3 Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/2008 (Skripsi). Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Santosa, Puji, dkk. 2007.
Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta : Universitas Terbuka
Sofyani, Imam. 2008. Meningkatkan Keterampilan Menulis
Paragraf Siswa Kelas II SMP Negeri 1
Andoolo melalui Penerapan Kegistan Menulis Jurnal dan Pemanfaatannya untuk
Penilaian Autentik (Skripsi). Dari : http://www.imansofyani.co.cc/Penelitian/ptk4.pdf,
diunduh 18 Oktober 2009
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
Surabaya : Penerbit SIC Syafei’ie, Imam, Mam’ur Saadie, dan Roekhan. 1998. Materi Pokok Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta :
Universitas Terbuka
Tarigan, Hendry Guntur.
1993. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Wibawa, Basuki. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas Ditjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Kependidikan
Winataputra, Udin S. dan
Tita Rosita. 1997. Materi Pokok Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
No comments:
Post a Comment